
Jember, independentnew-post.com
Bupati Jember Gus Fawait laksanakan kegiatan swasembada pangan, kegiatan tersebut upaya pemerintah Kabupaten Jember untuk mensejahterakan para petani di Kabupaten Jember, hadir dalam acara tersebut Bupati Jember Gus Fawait, Bapak Wakil Menteri Pertanian Bapak H. Sudaryono, B.Eng, M.M., M,B.A, Anggota DPR RI, Anggota DPRD Jawa Timur, Ketua DPRD Kabupaten Jember, Forkopimda, Kasrem, Kajari Jember, Kabulog Jawa Timur dan Jember, Kepala Balai Pertanian, Seluruh OPD Kabupaten Jember, seluruh Poktan Poktan dan petani Jember, Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Ajung Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Jum’at (11/07/2025).
Sementara Gus Fawait Bupati Jember dalam pidato singkatnya menyampaikan “Jember adalah kabupaten salah satu lumbung pangan bagi Propinsi Jawa Timur, TNI Polri dan Pak Wamen luar biasa telah memberikan sumbangsih untuk mengawal petani, walaupun Jember pernah menjadi yang terbaik dari data tahun 2024 Jember urut nomor 4, kami bertekad ke depan Jember harus menjadi yang nomor 1 dan terbaik di Propinsi Jawa Timur, kami melakukan uji coba 120 Hektar, dibawah asuhan Prof Nur Sucipto dengan pupuk tambahan, Alhamdulillah bisa mengusir hama tikus, hama burung, dan hama hama yang lain, dan meningkatkan produktifitas, mudah mudahan apa yang di ihktiarkan oleh Prof Nur Sucipto bisa kita perluas lagi percontohan di Kabupaten Jember, kami ada pak Wamen, kami mohon petani di Jember mohon dibantu, baik infrastrukturnya, Alhamdulillah beliau berkomitmen membangun banyak infrastruktur pertanian di Kabupaten Jember, termasuk peralatannya, mudah mudahan ditahun berikutnya juga bisa lebih banyak lagi, karena Jember para petaninya adalah pemilik presiden Prabowo Subianto 2014, dijember hari ini serapan gabah padi satu terbaik dan nomor satu di Jawa Timur atas kerjasama TNI Polri dan Bulog beserta kelompok tani dan para petani.” Ujar Gus Fawait.

Kemudian, Bapak Wakil Menteri Pertanian Bapak H. Sudaryono, BEng, MM., M,BA, dalam pidatonya menyampaikan bahwa Bapak Presiden Prabowo Subianto telah menganggarkan perbaikan irigasi dan pupuk diseluruh indonesia, dan Indonesia tidak boleh impor beras, tidak boleh impor jagung, tidak boleh impor gula konsumsi, tidak boleh impor garam konsumsi, dan itu yang dinamakan swasembada pangan, saat ini setiap ada aspirasi menurutnya langsung dilaksanakan, sakarang terkait pupuk sudah lancar, kemudian keputusan presiden bahwa harga HPP Gabah disawah minimal 6.500, dan yang bagus boleh dibeli diatas 6.500, itu merupakan bagian dari apa yang Bapak Presiden cita citakan.
Menurut Keputusan Presiden RI bahwa Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) pada tahun 2025, ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kg. Harga ini berlaku untuk pembelian oleh Perum Bulog dan juga perusahaan swasta. Kemudian Tujuan Penetapan HPP ini untuk melindungi kesejahteraan petani dan menjaga stabilitas harga gabah serta beras di tingkat petani, Pemerintah menekankan pentingnya penyerapan gabah petani dalam negeri secara optimal untuk mendukung target swasembada pangan.
Kemudian dilain pihak Kepala Desa Lojejer Bapak Sholeh selaku Ketua Gapoktan Sumber Hasil Kecamatan Wuluhan yang turut hadir di acara swasembada pangan tersebut menyampaikan “Dengan ditetapkan HPP Pemerintah harga padi dan jagung, ini sangat potensi sekali dan sangat dinikmati oleh petani, karena kita sudah punya pedoman harga HPP pasti itu 6.500 dan jagung 5.500, jika sudah jelas, kita meningkatkan hasil produksi kita dan berupaya bagaimana hasil produksi kita meningkat, kita juga sudah melakukan uji coba membuat pupuk organik agar supaya petani kita, sebagai Poktan Poktan yang sudah kita bina ini tidak ketergantungan dengan pupuk yang mengandung zat kimia, maka dari itu kita mengambil langkah terobosan baru agar memproduksi diri dan konsumsi Poktan sendiri yaitu pupuk organik.” Ujarnya.

Masih kata Kepala Desa Lojajar, “Bahwasanya di Jember ini penyerapan gabah yang dilakukan oleh pihak Bulog Kabupaten Jember, ini sangat baik sekali sehingga mendapatkan apresiasi dan penghargaan se Jawa Timur bahkan se-Indonesia, nomor satu dalam penyerapan gabah dan beras, akan tetapi yang menjadi kendala bagi petani situasi dan kondisi pada panen raya ini cuaca curah hujan tinggi sehingga penjemuran tidak bisa dilakukan oleh petani, untuk itu kami berharap pada pak Wamen pertanian agar mengupayakan vertikal dreyer yang tujuannya untuk mengeringkan padi paska panen, agar penyerapan gabah bisa terjamin dengan baik.” Jelasnya.
(Pewarta : Fifi)
