Dinas Pendidikan Jember Gelar Kegiatan Rekonfirmasi Anak Tidak Sekolah Di Kecamatan Sumberbaru

Jember, independentnew-post.com

Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, telah melaksanakan kegiatan Rekonfirmasi Anak Tidak Sekolah (ATS) Sekolah Formal dan Non Formal di tiga kecamatan, salah satunya di Kecamatan Sumberbaru, kegiatan tersebut dihadiri oleh Bapak Ismail Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Forkopimcam Sumberbaru, dan anak – anak yang tidak sekolah bersama orang tuanya, serta Mahasiswa KKN Kolaborasi. di kantor Kecamatan Sumberbaru. Kamis (19/09/2024).

Disela – sela kegiatan tersebut, menurut Bapak Ismail Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jember saat diwawancarai mengatakan “Untuk kegiatan hari ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Jember mengadakan rekonfirmasi terhadap anak tidak sekolah di Kabupaten Jember, khususnya di tiga kecamatan, yang tadi pagi kita laksanakan di Kecamatan Bangsalsari, Kecamatan Tanggul, dan disiang hari ini di Kecamatan Sumberbaru, rekonfirmasi ini sebagai tindak lanjut dari data – data yang ada di dapodik kami, di pusdatim kementerian pendidikan dan kebudayaan riset tehnologi, kita mendapatkan data – data anak yang tidak sekolah, itu jumlahnya sekitar 40 ribu lebih, dalam menindak lanjuti itu kita berkolaborasi dengan adanya pelepasan adik – adik KKN dari 17 perguruan tinggi yang ada di Jember, dikemas dengan KKN Kolaboratif, disitu disamping pendataan untuk stanting, kemiskinan, salah satunya adalah pendataan untuk verifikasi dari data pusdatim itu, kita verifikasi kesemua desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Jember, tepatnya di 226 desa, 22 kelurahan itu tersebar sebanyak 4.001 mahasiswa dari 17 perguruan tinggi”.

“Alhamdulillah, dari hasil itu didapatkan 20.707 anak putus sekolah, dari data itu akhirnya dinas pendidikan Kabupaten Jember menindak lanjuti agar nanti bagaimana anak itu bisa kembali masuk ke sekolah, kita adakan rekonfirmasi, sekarang ini seperti hari ini kita memanggil anak yang tidak sekolah tersebut dengan orang tuanya, kita tanya kenapa kok putus sekolah, dengan alasan seperti apa, itu nanti direkonfirmasi dan selanjutnya penyebab nya apa, nanti kita motivasi untuk kembali ke sekolah lagi”. Ujar  Bapak Ismail.

Kegiatan Rekonfirmasi Anak Tidak Sekolah (ATS) Sekolah Formal dan Non Formal di Kecamatan Sumberbaru

Saat ditanya yang hadir dalam kegiatan hari ini, Bapak Ismail mengatakan “ini sempling kami di masing – masing desa itu kami buat 10 anak, berarti sekitar satu kecamatan 100 yang kita siapkan, nanti bagaimana dari sempling ini kita tindak lanjuti bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui RT/RW untuk memverifikasi dari yang 20 ribu tadi itu, agar nantinya anak – anak itu memang betul – betul tersalurkan dalam artian contohnya di Kecamatan Tanggul kita temui ada anak putus sekolah dari SD swasta, itu di dapodik kita tertulis putus sekolah, ternyata anak itu sudah sekolah lagi di sekolah negeri lain, dengan di konfirmasi ini bisa ketemu, itu harus ada validasi data, sehingga nanti resido – resido yang ada di dapodik itu hilang. Jadi betul – betul Update datanya anak yang tidak sekolah itu sekian dan nanti kita tampung, ada di sekolah formal, ada di sekolah non formal, sekolah formal seperti TK, SD, SMP, SMA, SMK, kalau di kemenag itu mulai MI, MTS, MA, nanti ini semua kita koordinasikan semua OPD, disamping itu kalau sekolah non formal di PKBM, nanti disitu dia punya program yang namanya Kejar Paket A, Kejar Paket B, Kejar Paket C, dan nanti memang ada beberapa anak yang kemaren putus sekolah karena membantu orang tua bekerja, itu kita salurkan saja ke Kejar Paket, kan sekolahnya tidak mengikat, tergantung dari kelompoknya itu, dan tidak harus di tempatnya PKBM, disitu juga ada program – program skil ketrampilan, disamping mereka mengenyam pendidikan juga bisa mempunyai ketrampilan sehingga punya skil yang bisa sebagai bekal untuk berusaha secara mandiri, dari program ini bagaiman angka anak yang tidak sekolah di Kabupaten Jember bisa turun”.

Saat di tanya terkait kendala yang dihadapi, Bapak Ismail mengatakan “Jadi Dinas Pendidikan sekarang kan Rekonfirmasi, tapi banyak hal yang ditemui, yang ini nanti kita evaluasi, kita harus memberikan motivasi, oleh karena itu pada hari ini kita datangkan anaknya juga orang tuanya, tujuannya untuk memotivasi anaknya, kalau ada kendala kendala, kita di kabupaten Jember ini  di tingkat perguruan tinggi ada program bea siswa bagi mahasiswa penduduk Jember dan kuliahnya dimana – mana, itu sebagai pendukung atau peran pemerintah kabupaten Jember agar anak – anak di kabupaten Jember itu  tidak hanya SMA saja,  tapi bisa berkuliah, dalam hal ini dalam rangka peningkatan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Jember”.

Sementara dilain pihak, Bapak Abdul Kadir Camat Sumberbaru saat diwawancarai terkait kegiatan tersebut mengatakan “Saya sebagai Camat Sumberbaru sangat mendukung program yang sedang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, karena situasinya adalah banyaknya anak putus sekolah itu terkendala pertama adalah data, ketika ada KKN Kolaboratif Dinas Pendidikan salah satunya juga menitip misi kepada adik – adik kita KKN untuk memverifikasi data situasi tingkat pendidikan anak – anak yang ada di desa – desa, kemudian data itu di validasi dan hari ini kita merekonfirmasi seperti apa by name by adressnya, kemudian situasi itu disikapi dengan mencari solusi, mangkanya saat ditanya apa kendala, kendalanya justru Dinas Pendidikan hadir adalah untuk menyelesaikan kendala – kendala yang ditemui dari data – data yang dikumpulkan, setiap situasi itu penanganannya bisa berbeda, jika dia waktunya untuk kembali ke SD, SMP, SMA, misalnya, tinggal kita konekkan ke sekolah terdekat, misalnya situasi anak tertentu dia tidak memungkinkan untuk mengikuti pembelajaran disekolah formal, ada alternatif – alternatif di PKBM, dan itu sangat mudah, fleksibel yang kualitasnya kelulusan nya setara dengan pendidikan formal, disamping itu seperti yang telah dijelaskan oleh bapak sektretaris dinas, tidak berhenti disitu saja, jika anak – anak itu sudai memadai usianya dibekali repskil disini disisikan program – program itu, saya sebagai camat sangat mendukung program – program itu, karena hal itulah yang menjadi persoalan dimasyarakat yang riil, jadi dalam hal ini pendidikan tidak hanya memaknai data sekunder saja yang masuk tetapi juga rekonfirmasi, melihat kepastian data, sekaligus pada saat yang sama itu diberikan alternatif solusi” Jelasnya.

(Pewarta : Fifi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *