
Jember, independentnew-post.com
AKBP Arif Rachman Arifin, SIK., MH. Kapolres Jember rupanya telah masif menumbuhkan kesadaran bahwa peran masyarakat di level RT/RW adalah kunci ketahanan masyarakat, utamanya dalam menghadapi pandemi covid-19. Hal itu diaplikasikan melalui Lomba “Kampung Tangguh Merdeka Covid” dengan Tema “Membangun Citra Jember Hebat”. Program ini dilaksanakan dengan menggandeng Universitas Jember dan Kodim 0824 Jember dalam Program Jember SAE (Sehat, Aman dan Eksotis).
Menurutnya, giat ini sangat penting untuk mencapai tujuan Kamtibmas (Kemanan dan Ketertiban Masyarakat) di masa pandemi Covid-19.

“Ideologi masyarakat tentang keguyuban dan gotong royong sebenarnya sudah ada sejak lama. Masyarakat sejatinya telah paham, apa yang harus dilakukan pada masa-masa sulit baik dalam hal bencana ataupun kehidupan sehari-hari,” katanya.
Lebih lanjut dirinya menginginkan untuk keberlanjutan program tersebut, 15 nominator akan dinobatkan sebagai Warga Binaan Polres Jember yang kemudian didelegasikan pada seluruh Polsek yang ada di Jember. Warga binaan ini dapat berperan sebagai penyokong sekaligus percontohan ketahanan masyarakat dalam arti luas. Ancaman kriminalitas, narkoba, dan paham-paham yang beresiko disintegrasi bangsa, dapat diantisipasi mulai dari level RT/RW.
“Saya menghimbau kepada Kapolsek-kapolsek untuk memberikan pendampingan khusus di Kecamata-kecamatan yang menjadi nominator ini. Mereka adalah mitra binaan yang dapat menjadi teladan bagi RT/RW lain” pungkasnya.

Ketua Tim Kreatif Lomba, Mahmud Rizal, mengungkapkan, Lomba yang diusung oleh Polres Jember, Kodim 0824 Jember dan UNEJ tersebut adalah strategi untuk memulihkan rasa percaya diri masyarakat di masa transisi pandemi Covid-19. Berikutnya kapasitasnya dapat ditingkatkan agar memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan non alam lainnya.
“Meskipun program ini diinisiasi oleh Polres Jember, tidak menutup kemungkinan keberlangsungannya akan berdampak baik untuk seluruh lapisan masyarakat, sebab yang kami analisis program ini tak lain menitikberatkan pada partisipasi yang tumbuh dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” terang Rizal yang sekarang masih aktif sebagai Relawan WJPB (Wong Jember Peduli Bencana).
Selanjutnya kata Rizal, diharapkan dengan berbekal 15 nominator ini, Polres dan jajaran terkait, ke depan akan menjadikannya modal untuk berkembangnya motivasi kemandirian yang diperluas ke RT RW kawasan lain. Harus ada motivasi untuk menerapkan gotong-royong dalam menyelesaikan berbagai masalah di tengah masyarakat. Dengan gotong royong (bersinergi) antarberbagai lapisan masyarakat seperti Dasa Wisma, Karangtaruna, Remas dan organisasi di kelompok masyarakat terkecil, masyarakat akan benar-benar tangguh dalam berbagai situasi dan kondisi.

“Mengingatkan kembali bahwa budaya pendahulu masyarakat kita yaitu jiwa solidaritas yang dibungkus dengan falsafah tertentu semisal “Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe” dan banyak lagi yang lainnya, adalah kearifan lokal yang luarbiasa” Tambahnya.
Masih menurut Rizal, kepercayaan atau Trust antar berbagai komponen masyarakat, kita rasakan mulai terdegradasi oleh kepentingan transaksional sesaat. Inilah yang lambat laun akan mendegradasi nilai nilai gotong royong yang sebenarnya sejak lama ada dan berkembang di tengah masyarakat kita.
“Oleh karena itu, strategi dan taktik dari berbagai struktur masyarakat sangat diperlukan untuk kembali menumbuhkan nilai-nilai tersebut di era ini” ujarnya. (Fifi / Humas Polres Jember)