Gapoktan Desa Ketowan Arjasa, Sukses Jadikan Lahan Kritis Menjadi Lahan Pertanian Produktif

Situbondo, independentnew-post.com

H Kusnadi salah seorang pengusaha asal kelahiran kota Situbondo bersama Yusuf serta rekan rekan Gapoktan Desa Ketowan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo telah sukses melakukan terobosan dalam upaya pemanfaatan lahan kritis, kering, berbatu dan tandus yang berada diwilayah Dusun Curah Aeng Desa Ketowan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo, menjadi lahan pertanian produktif, yang saat ini telah berhasil ditanami tanaman lombok (cabe) seluas kurang lebih 20 Hektar, tanaman tersebut subur dan mulai berbuah.

Ini Lahan Kritis, berbatu dan berpadas serta kering di Wilayah Dusun Aeng Desa Ketowan Kec. Arjasa Kab. Situbondo

Lahan kritis yang sulit ditanami tersebut seluas kurang lebih 145 Hektar, dan hampir puluhan tahun menjadi tanah tidur, tidak bisa ditanami apapun, sebab lahan tersebut berbatu dan Padas dengan ketebalan tanah kurang lebih hanya 25-35cm ditambah lagi tidak adanya aliran air, sehingga lahan kering tersebut sulit ditanami. Dengan berangkat dari keyakinan dan doa, H Kusnadi bersama Yusuf serta rekan rekan Gapoktan melakukan rizet dan kajian sehingga Alhamdulillah lahan lahan kritis yang awalnya tidak bisa ditanami, saat ini sudah bisa dan berhasil ditanami Lombok (cabe), seperti apa yang telah disampaikan oleh H Kusnadi.

Disisi lain, Yusuf yang didampingi rekan rekannya menyampaikan bahwa, “ini suatu bentuk upaya terobosan yang telah kita lakukan dilahan yang sangat kritis, dan Alhamdulillah upaya tersebut telah membuahkan hasil, itupun karena didukung oleh sarana air yang memadai, yakni melalui pengeboran air, Alhamdulillah berhasil keluar air yang sangat jernih dan bisa dimanfaatkan mengairi lahan tersebut, juga bisa digunakan oleh warga masyarakat untuk air minum dan mandi, untuk mengairi lahan masih harus didorong dengan mesin pompa, untuk dialirkan ketandon dengan kapasitas 5200 liter, dari tandon tersebut baru dialirkan dengan menggunakan instalasi paralon ke setiap lahan Lombok (cabe) tesebut”. Jelas Yusuf.

Saat pengolahan lahan kering dan berbatu dengan menggunakan traktor besar 4WD
Hasil setelah pengolahan lahan dan siap untuk ditanami
Lahan yang sudah tertanami bibit Lombok (cabe) dengan usia satu bulan

Masih kata Yusuf, mulai pembajakan lahan, penanaman sampai penyiraman serta pemupukan lombok (cabe) tersebut, dirinya memanfaatkan pekerja dari penduduk sekitar daerah Dusun Curah Aeng, bahkan untuk pembibitan bibit lombok (cabe) tersebut dilakukan dilahan tersebut, karena bibit Lombok (cabe) yang pernah dibeli dengan didatangkan dari luar daerah tidak cocok ditanam didaerah tersebut, bibitnya menjadi layu setelah tertanam dua hari, kemudian baru dilakukan pembibitan sendiri dilahan tersebut, sehingga hasil pembibitan sendiri bisa menyesuaikan dengan kondisi cuaca.

H Kusnadi dan Yusuf beserta rekan rekan Gapoktan Desa Ketowan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo berharap kedepannya bisa membuka lahan penghijauan dilahan lahan yang kritis diwilayah Kabupaten Situbondo, sehingga dengan berhasilnya terobosan yang dilakukan saat ini menjadikan sebuah percontohan bagi masyarakat yang memiliki lahan lahan kritis, sehingga tidak ada lagi lahan kritis yang tidak bisa dibuat lahan pertanian diwilayah Kabupaten Situbondo, ungkapnya.

Hasil Pengeboran air dan instalasi air yang akan disalurkan ketandon penampungan
Hasil Pengeboran air dan instalasi air yang akan disalurkan ketandon penampungan

Kegiatan tersebut juga tidak terlepas dukungan dan pembinaan dari PPL Pertanian Kecamatan Arjasa dan Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo, oleh sebab itu H. Kusnadi dan rekan rekan Gapoktan juga mengharapkan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo bisa memfasilitasi upaya pengeboran dibeberapa titik, untuk bisa mengairi lahan seluas 145 hektar tersebut, karena pengeboran air yang dilakukan saat ini hanya ada dua titik, dan hanya bisa mengairi maksimal lahan kurang lebih 10 hektar, itupun dengan menggunakan mesin penyedot yang dialirkan ke tandon, kemudian dari tandon baru menggunakan instalasi paralon ke setiap lahan.

Tandon penampung air dengan kapasitas 5200 Liter

Disamping kebutuhan beberapa titik pengeboran, H Kusnadi juga berharap kepada pemerintah Kabupaten Situbondo bisa difasilitasi traktor besar 4 WD untuk menggarap lahan lahan kritis tersebut, pasalnya untuk sementara ini, penggarapan lahan tersebut masih menggunakan traktor besar 4 WD secara sewa, sehingga kos biaya yang dikeluarkan semakin besar.

“Kedepan kami secara bertahap akan menggarap lahan 145 hektar tersebut, dengan upaya nantinya kami bisa menyerap lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dimasa masa pandemi Covid- 19 ini, bahkan kami juga berkeinginan kedepannya Kabupaten Situbondo bisa menjadi Produsen Lombok (cabe)” ujar H Kusnadi. Sabtu (04/09/2021).

Lahan yang sudah tertanami bibit Lombok (cabe) dengan usia tiga bulan, lahan menjadi subur dan hijau
Lahan yang sudah tertanami bibit Lombok (cabe) dengan usia tiga bulan, lahan menjadi subur dan hijau

“Saat ini kami mengharap perhatian dan dukungan dari bapak Bupati Situbondo Drs. H. Karna Suswandi. MM. agar niat baik kami dalam upaya melakukan terobosan pemanfaatan lahan kritis menjadi lahan pertanian produktif bisa membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo dalam mengembangkan potensi daerah dimasa pandemi ini” tutur H Kusnadi.

(Pewarta : Team)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *