Danramil 0822/07 Maesan Kapten Inf. Sugianto Meninjau Budidayaan Jamur Bonggol Jagung

Bondowoso, independentnew-post.com

Salah satu warga masyarakat Dusun Pensil Desa Pakuniran Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso, telah berhasil melakukan kegiatan usaha budidaya jamur dengan bonggol jagung, dari keberhasilan tersebut, Danramil 0822/07 Maesan Kapten Inf Sugianto berserta Babinsa setempat Serda Rony Baskoro mengunjungi dan melihat langsung cara pembudidayaan jamur bonggol tersebut. Rabu (26/02/2020).

Awal mula dari pemikiran warga masyarakat Dusun Pendil, yakni Ustad Badri telah berupaya untuk membuat bagaimana agar bonggol jagung tidak terbuang begitu saja, sehingga bagaimana caranya agar bonggol jagung bisa bermanfaat dan dapat menambah penghasilan untuk sehari harinya.

Dalam kesempatan ini Danramil 0822/07 Maesan Kapten Inf Sugianto telah bertemu langsung dengan pemilik pembudidaya jamur bonggol jagung, “Saya ingin tahu prosesnya gimana kok bisa dengan bonggol jagung menghasilkan jamur yang bisa dikomsumsi oleh masyarakat sekitarnya.” Kata Danramil Sugianto.

Selain itu pemilik Jamur menjelaskan, Awal dari pembuatan cukup sederhana saja, tidak membutuhkan biaya modal yang besar, cukup kita siapkan lahan kosong dengan cukup mendapatkan sinar matahari kemudian medianya hanya menggunakan plastik yang berwarna hitam.

Danramil 0822/07 Maesan Kapten Inf Sugianto dan Serda Rony Baskoro saat menanyakan budidaya jamur milik Ustad Badri

Misalnya kita buat seperti bentuk persegi panjang beralaskan plastik, apabila semua sudah siap, maka bonggol jangung dimasukan ketempat yang sudah di sediakan tadi, apa bila ukuran lebar 1m dan panjang 3m, maka bonggol jagung di masukan dengan merata dengan ukuran 10 cm tingginya, setelah semua bonggol jangung merata maka tindakan selanjutnya di taburi dengan dedak (katul) sebanyak 15 kg, di campur dengan ragi tape sebanyak 2 bungkus yang sudah di haluskan, lalu di aduk jadi satu dengan dedak tadi.

Lebih lanjut penjelasanya, “Kalau di rasa sudah menyatu maka langkah selanjutnya, dedak tadi yang sudah di campur dengan ragi tape, di taburkan dengan merata di atas bonggol jangung, setelah merata, langkah awal di siram air dengan merata, setelah itu di tutup kembali dengan plastik,” terangnya.

Hal ini rutin di pakukan penyiraman setiap pagi selama 7 hari, setelah ke 7 hari, maka mulai ada tunas jamur yang muncul  yang siap di panen sehari berikutnya, kemudian Media bonggol jagung tidak produktif lagi, apa bila sudah hancur, produktif sudah berkurang dan segera di ganti dengan media yang baru lagi.

Sementara, perbincangan dengan Bapak Ustad Badri membuat Danramil 0822/07 Maesan juga Babinsanya Serda Rony Baskoro tertarik dengan upaya pembudidayaan jamur bonggol jagung, yang saat ini pemasarannya, cukup di Desa Pakuniran saja sudah tidak tertampung, namun ke depan juga akan di perluas lagi lahan pembudidayaan jamur tersebut, pasalnya pangsa pasarnya cukup bagus.

Kalau dari rasanya, juga tidak kalah dengan jamur tiram, ujar salah satu warga yang sudah mengkomsumsi jamur bonggol jagung, semoga ke depannya usaha jamur bonggol jagung semakin berkembang dan di percaya oleh masyarakat. (Sukri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *