
Bondowoso, independentnew-post.com
Dalam rangka mengingat jasa almarhum Kyai Togo Ambarsari dan nyai Yahyana Binti Ahmad yang ke XXIII seluruh Alumni Pon Pes Manbaul Ulum Tangsil Wetan adakan Khotmil Quran serentak se Kabupaten Bondowoso.
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin dalam rangka Haul Almarhum Kyai Togo Ambarsari dan nyai Yahyan selaku pengasuh pesantren manbaul ulum yang yang pertama.
Dalam kesempatan tersebut Gus isomuddin Romly, selaku wakil Pengasuh menyampaikan, Peringatan Haul bertujuan mengingatkan kita pada kematian, siap atau tidak dan berani atau tidak, pasti mati. “Mati sesuatu yang pasti, tapi pastinya kapan, hanya Allah Ta’ala yang tahu,” ujarnya saat memberikan taushiyah pada acara peringatan Haul Pengasuh pertama Pesantren Manbaul Ulum.

Dikatakan, karena kematian adalah pasti, sementara kita tidak tahu, maka diperlukan tabungan yang banyak untuk bekal jika sewaktu-waktu ajal tiba kita sudah siap.
“Seperti sosok almarhum ini. Semasa hidupnya, seluruh waktunya dihabiskan untuk memperbanyak tabungan dengan memberikan cermah dan pengajian hingga akhir hayatnya, ini patut kita contoh,” tandasnya.
Bahkan, lanjutnya, Kyai Togo Ambarsari telah melakukannya sejak masih nyantri. Maka, dalam momen peringatan haul Kiai Togo ini untuk menjadi orang yang pinter dan bener.
“Ketika materi dakwah yang disampaikan itu menjadi pegangan dan dikerjakan akan menjadi pahala mengalir kepada beliau,” tegasnya.
Dikatakan, kita mengenang Kyai Togo Ambarsari dan Nyai Yahyana semoga kita bisa menjadi orang yang dikenang kebaikan ketika meninggal. Bagi orang baik kita akan mati dalam bahasa Jawa mati itu nikmate ganti (nikmatnya berganti). Karena kebaikan selama hidup menjadi pahala yang akan kita nikmati dalam kubur.
“Sedangkan bagi orang berkelakuan buruk dalam bahasa Jawa mati itu bongko; diobong neng neraka (dibakar di neraka). Karena keburukan yang dikerjakan seseorang akan dibalas ketika sudah tak bernyawa,” paparnya. (Sukri)