Gara Gara Habis Ketemu Awak Media, Stiker Penerima BLT DD, Raib

Jember, independentnew-post.com

Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa (DD), meski sudah memasuki tahap ketiga, pembagiannya sampai saat ini di indikasi masih carut marut, seperti halnya yang terjadi di Dusun Krajan Desa Lengkong Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember.

Misrawi (55) warga Desa Lengkong, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh Tani, selama ini tidak pernah mendapat bantuan sosial apapun, baik bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tunai (BST) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Saya baru sekali dapat bantuan ini, yakni 300 ribu saja, itupun tahap kedua, rumah saya pun juga dipasangi stiker sebagai tanda warga penerima BLT DD, karena jumlahnya hanya 300 ribu, saya sempat tanya kepada bu RT, kok cuma dapat 300 ribu bu, katanya nama saya tidak ada di data penerima BLT,” ujar Misrawi.

Disisi lain, Muzammil selaku pendamping Desa Kecamatan Mumbulsari, saat dikonfirmasi media ini mengatakan, bahwa memang banyak dugaan kasus di wilayahnya, warga yang mendapat bantuan BLT DD, diduga telah menerima tidak penuh, namun bukan berarti ada pemotongan, tapi itu dikarenakan sebab lain.

“Memang saat pertama pembagian, banyak yang melaporkan adanya dugaan pemotongan, setelah saya telusuri, ternyata dugaan potongan itu untuk membayar hutang, dimana penerima BLT tersebut mempunyai hutang kepada yang membagikan, dan ini sudah saya sampaikan kepada seluruh RT agar kalau memang penerima BLT dan akan dilakukan pemotongan untuk bayar hutang, seharusnya disampaikan saat membagikan,” ujar Muzammil,

Hal yang sama disampaikan Santos selaku Sekretaris Desa Lengkong, kepada sejumlah wartawan, ia mengatakan, bahwa warga di desanya yang menerima BLT sebanyak 222 warga, dan pihaknya sudah mengintruksikan agar tidak ada pemotongan.

Sedangkan untuk kasus Misrawi, dirinya baru tahu, namun bisa jadi memang Misrawi tidak masuk sebagai warga penerima BLT DD, tapi ada warga lain yang menerimanya dan berbagi karena kebaikan hati,

“Kita belum cek datanya, bisa jadi pak Miswari memang tidak masuk di data penerima BLT, tapi karena ada penerima yang baik hati dan mau berbagi, itu sah-sah saja, namanya juga berbagi,” ujar Santos.

Ketika ditanya mengenai adanya stiker yang dipasang dirumah Misrawi, Santos mengatakan, bahwa dirinya tidak tahu siapa yang memasang stiker tersebut, sebab setiker memang dipasang saat pembagian tahap kedua, dan yang memasang adalah petugas yang membagikan dengan pendampingan pengurus RT setempat.

“Kalau yang memasang itu siapa, saya tidak tahu, soalnya bukan pemerintah desa yang memasang, tapi ada petugas yang membagikan dengan didampingi pengurus RT, dan kemarin kami juga menegur kepada RT nya terkait dugaan kasus ini,” ujar Santos.

Anehnya, saat media ini kembali ke rumah Misrawi, stiker bertuliskan “Warga Miskin Penerima BLT DD” yang dipasang disamping pintu masuk rumahnya sudah tidak ada, Misrawi juga tidak tahu siapa yang mencopot stiker tersebut.

“Kemarin masih ada, tadi malam saat saya mau berangkat jaga disawah, stiker masih ada, tapi ketika pulang pada jam 3 pagi, stiker tersebut sudah tidak ada, gak tau siapa yang mencopot,” pungkas Misrawi. (Tatang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *