Guru SLB ABCD PGRI 2 Jajag, Berperan Menjadi Guru Multi Fungsi

Banyuwangi, independentnew-post.com

Pendidikan adalah hal yang mutlak menjadi hak dan kebutuhan bagi anak, baik yang normal maupun berkebutuhan khusus. Program pemerintah agar masyarakat Indonesia lepas dari buta huruf merupakan tanggung jawab bagi semua warga negara Indonesia. Berawal dari keprihatinan Bu Sumarmi pada minimnya perhatian terhadap pendidikan anak anak dengan kebutuhan khusus, pada sekitar tahun 1989 beliau mulai mendirikan SLB dengan 2 (dua) anak tuna netra sebagai muridnya.

“Guru SLB itu multi fungsi, jadi selain jadi guru, kami juga menjadi pengasuh dan orangtua bagi anak anak dengan kebutuhan khusus ini” jelas Bu Sumarmi. Sekolah yang di beri nama SLB ADCD PGRI 2 Jajag, Kabupaten Banyuwangi ini, kini mempunyai 125 (seratus dua puluh lima) peserta didik dari 5 golongan anak berkebutuhan khusus. “Kami di sekolah ini mendidik anak dengan 5 (lima) kategori, yaitu tuna Netra, tuna rungu, tuna daksa, autis, dan anak lambat belajar” imbuh Bu Sumarmi.

SLB ABCD PGRI 2 JAJAG yang bernaung di bawah Yayasan PGRI tersebut bisa di bilang telah memiliki fasilitas sesuai dengan kategori anak didik, sebagai perintis sekaligus kepala sekolah dalam statmentnya Bu Sumarmi mengatakan “Kami berharap semoga kedepanya masih banyak generasi penerus yang mau menggantikan tugas sosial kami ini, sehingga makin banyak juga anak anak berkebutuhan khusus yang terbebas dari buta baca dan tulis, dan kedepan mereka bisa menjadi anak anak yang bisa mandiri” pungkas Bu Sumarmi. Kamis, (31/10/2019). (Andri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *