Bappeda Prop Jatim dan Bappeda Kab Bondowoso Fasilitasi Kelompok Petani Kopi Desa Suco Lor Maesan

Bondowoso, independentnew-post.com

Tim Bappeda Propinsi Jawa bersama Tim Bappeda Kabupaten Bondowoso, serta Tim KOMPAK telah menggelar acara rembuk (rapat) dengan Forum Keperantaraan Pasar untuk Kelompok petani Kopi dengan melalui Kelompok Tani Sumbulatin, bertempat di Dusun Dawuhan, Desa Suco Lor, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, Rabu (30/10/2019).

Kegiatan rembuk (rapat) tersebut dihadiri oleh oleh Camat Maesan Drs. Ahmad Sayadi. MM, beserta Unsur Kasi dan staf Kecamatan, Tim Bappeda Propinsi Jawa Timur, Tim Bappeda Kabupaten Bondowoso, Tim KOMPAK, Kepala Desa Suco Lor bersama perangkat desa, serta seluruh anggota Kelompok Tani kopi Desa Suco Lor Kecamatan Maesan.

Acara rembuk (rapat) dengan Forum Keperantaraan Pasar untuk Kelompok petani Kopi di Dusun Dawuhan, Desa Suco Lor

Maksud dan tujuan Tim Bappeda Propinsi Jatim dan Tim Bappeda Kabupaten Bondowoso serta Tim KOMPAK menggelar kegiatan tersebut untuk memberikan solusi serta memfasilitasi para kelompok petani kopi di Desa Suco Lor Kecamatan Maesan melalui Kelompok Tani Sumbulatin yang sudah memproduksi kopi sendiri tersebut, yakni dengan mencarikan sebuah methode untuk menaikkan nilai harga produksi bubuk kopi yang dihasilkan oleh kelompok tani kopi yang berada di Desa Suco Lor agar bisa bersaing dengan produk produk daerah lain, serta mencarikan pangsa pasar kopi dengan menciptakan branding  kopi yang  berkualitas, karena kelompok tani kopi sumbulatin sudah pernah mengikuti lomba cipta rasa kopi dan masuk 10 besar yang digelar di Jogja tahun  2017.

Acara rembuk (rapat) dengan Forum Keperantaraan Pasar untuk Kelompok petani Kopi di Dusun Dawuhan, Desa Suco Lor

Disisi lain, menurut Camat Maesan Drs. Ahmad Sayadi. MM, terkait produksi kopi di Desa Suco Lor mengatakan bahwa “Produksi kopi yang dihasilkan dari kelompok petani kopi yang ada di Desa Suci Lor, untuk jenis Arabika Pertahunnya diperkirakan kurang lebih 50 Ton, sedangkan untuk jenis Robusta Pertahunnya diperkirakan kurang lebih 30 Ton. akan tetapi untuk tahun 2019 ini, produksi jenis kopi Arabika turun menjadi 30 Ton, dan Robusta turun menjadi 15 Ton, penurunan tersebut disebabkan karena Petani Kopi ditahun 2019 ini gagal panen.” Jelasnya.

Drs. Ahmad Sayadi. MM, juga menambahkan bahwa “Semoga dengan adanya fasilitasi dari tim Bappeda Propinsi dan Bappeda Kabupaten serta tim KOMPAK, dapat memberikan solusi produksi dan pangsa pasar bagi petani kopi yang berada di wilayah Kecamatan Maesan ini, sehingga produksi kopi yang dihasilkan bisa berkwalitas dan ada peningkatan.” imbuh Camat Maesan.

Hasil pantauan awak media, Rembuk (Rapat) Forum Keperantaraan Pasar untuk Kelompok petani Kopi dengan melalui Kelompok Tani Sumbulatin, yang bertempat di Dusun Dawuhan, Desa Suco Lor, Kecamatan Maesan berjalan dengan lancar. (Sukri).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *